22 Desember 2008

Keluarga Sakinah

Keluarga Sakinah

Memasuki dunia baru bagi pasangan baru, atau lebih dikenal dengan pengantin baru memang merupakan suatu yang membahagiakan. Tetapi bukan berarti tanpa kesulitan. Dari pertama kali melangkah ke pelaminan, semuanya sudah akan terasa lain. Lepas dari ketergantungan terhadap orang tua, teman, saudara, untuk kemudian mencoba hidup bersama orang "yang mungkin “ belum pernah kenal sebelumnya. Semua ini memerlukan persiapan khusus (walaupun sebelumnya sudah kenal), agar tidak terjebak dalam sebuah dilema rumah tangga yang dapat mendatangkan penyesalan di kemudian hari. Diantara persiapan yang harus dilakukan oleh pasangan baru yang akan mengarungi bahtera rumah tangga:
Setiap manusia mendambakan kehidupan yang tenang dan tenteram. Ajaran Islam adalah ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia. Islam menyediakan wadah bagi umatnya untuk mencapai ketenangan dan ketenteraman, sembari memberikan resep dan teladan dengan wujud utusan-utusannya yaitu Nabi Muhammad saw dan para shahabatnya . Wadah itu dalam bentuk keluarga (baca: rumah tangga).
Mengingat rumah tangga adalah bagian terkecil dari kehidupan sosial, maka ia adalah penentu keselamatan dan kesehatan kehidupan masyarakat.
Rumah tangga yang baik akan menghasilkan masyarakat yang baik. Rumah tangga yang porak-poranda akan menghasilkan masyarakat yang porak-poranda juga. Oleh karenanya, masing-masing anggota keluarga memiliki peran penting dalam mewujudkan kesehatan jiwa sesamanya terutama suami/istri terhadap pasangan hidupnya, ayah dan ibu terhadap anak-anaknya. Tentunya sebelum suami/istri menyediakan sarana kesehatan jiwa buat pasangan hidup dan anak-anaknya, ia sendiri mampu membuktikan bahwa dirinya memiliki jiwa yang sehat.
Seseorang dikatakan memiliki jiwa yang sehat, bila ia mampu berkomunikasi secara baik dengan sesamanya. Seseorang dikatakan berjiwa sehat, bila anggota keluarga, tetangga, masyarakat umum merasa tenang dengan keberadaan dan perilakunya, orang lain tidak tersiksa dengan ucapan dan amal perbuatannya.
Pengaruh kesehatan jiwa tidak hanya terbatas pada kehidupan duniawi saja, tapi juga sangat menentukan kehidupan ukhrawi seseorang. Oleh karena itu dalam hadis Nabi Muhammad saw dikatakan: “Orang yang ditakuti karena mulutnya adalah penghuni neraka”.
Orang lain takut bukan karena wibawa dan kehormatannya, tapi takut karena jangan sampai terkena bisa mulutnya. Tentu saja orang yang berwibawa bukan ditakuti, tapi disegani. Sementara orang yang mulutnya bagaikan bisa ular dijauhi masyarakat sekitarnya karena sengatan kata-katanya yang menyakitkan hati sesamanya; orang semacam ini tidak memiliki kesehatan jiwa.
Korban pertama orang yang tidak memiliki kesehatan jiwa adalah pasangan hidup dan anak-anaknya, kemudian tetangga dan masyarakat lainnya.
Bagaimana seseorang bisa mencapai kebahagiaan rumah tangga. Apakah kebahagiaan bisa didapatkan secara tiba-tiba atau perlu adanya usaha untuk itu?
Setiap orang baik pasti mendambakan calon pasangan hidup yang baik yang bisa membawanya menuju kesempurnaan. Namun, kesempurnaan di sini kembali kepada masing-masing pribadi. Adakalanya mencari pasangan hidup yang baik untuk mencapai kesempurnaan materi. Adakalanya untuk mencapai kesempurnaan maknawi.
Bila dalam al-Quran dikatakan bahwa “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”, bukan berarti bahwa setiap suami atau istri yang baik, pasti istri atau suaminya juga baik dan masuk surga. Karena Nabi Nuh as dan Nabi Luth as termasuk orang-orang yang baik tetapi istri-istri mereka orang-orang yang jelek dan ahli neraka. Begitu pula Asiyah, wanita baik-baik, namun ia bersuamikan Fir’aun yang kafir dan mengaku sebagai tuhan.

Baik di sini adalah sifat yang “sesuai” yang dipergunakan untuk harta, anak, keturunan, makanan, suami atau istri, pohon, ucapan dan sebaginya. Sebaliknya, jelek juga sebuah sifat yang bisa digunakan untuk hal-hal tersebut. “Sesuai” di sini juga boleh jadi bermakna sepaham dan seide. Yakni secara alami manusia akan mencari orang-orang yang sepaham dan seide dengannya. Dan pada dasarnya orang-orang yang baik akan mencari orang-orang yang baik pula. Sebaliknya orang-orang yang jelek akan mencari orang-orang yang jelek pula.

Dalam Islam, perkawinan yang sukses adalah perkawinan yang didasari dengan modal spiritualitas. Sementara modal materi seperti kekayaan dan kecantikan dan lain-lain, ada pada urutan kedua.
Seorang laki-laki atau perempuan yang menjalin ikatan suci perkawinan, pada hakikatnya ia telah menerima seorang partner hidup bagi dirinya. Partner dalam agama dan keyakinannya, partner dalam harta kekayaan dan rahasia-rahasianya dan lain-lain.

Pertanyaannya di sini adalah apakah partner yang demikian ini bisa didapatkan tanpa adanya riset terlebih dahulu? Apakah hanya dengan dasar cinta saja pasangan suami istri akan mencapai kebahagiaan?!

Tanda-tanda istri yang baik yang disebutkan dalam riwayat banyak sekali di antaranya; sebaik-baik istri-istri kalian adalah:

1. Yang penuh kasih sayang.
2. Yang subur dan bisa memberikan keturunan.
3. Saleh dan terjaga kemuliaannya.
4. Terhormat di tengah-tengah keluarganya.
5. Tawadu di hadapan suaminya.
6. Merias dirinya dengan sebaik-baik riasan di hadapan suaminya.
7. Menutup dirinya dari pandangan laki-laki bukan muhrim.
8. Menaati suami dan menghargai ucapannya.

Sebaik-baik wanita adalah wanita yang membuat suaminya senang saat memandangnya, dan menaati suaminya saat diperintah, dan menjaga kehormatan dan harta suaminya saat suaminya tidak ada di rumah.
Tentu saja menaati suami di sini adalah bila tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Salah satu tugas istri adalah bersikap baik terhadap suaminya. Istri harus bersikap sedemikian rupa sehingga setiap saat suaminya masuk rumah, ia merasakan ketenangan.
Dalam hadis dikatakan bahwa jihadnya perempuan adalah bersikap baik terhadap suaminya.

Wallahu a’lam

Teruntuk istrriku tersayang,
Akhirnya puji syukur alhamdulillah aku panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Ijin dan Ridho-NYA, alhamdulillah aku sudah diberi pilihan yang insya Allah merupakan pilihan yang terbaik menurut Allah SWT, adalah seorang istri yang cantik dan sholekhah, seorang istri yang menentramkan lagi menyejukkan dan Seorang istri yang tetap dalam ketabahan dan tawaqal tatkala Allah SWT menguji dan memberikan cobaan kepada kami, dan dia juga seorang ibu yang menjadi sandaran bimbingan dan kasih sayang bagi ke_tiga putri kami.
Insya Allah kami akan selalu berada dalam limpahan rahmat dan hidayah_MU

Amiin

baiqoni

Tidak ada komentar: